Hari ini, detik ini. Aku masih tidak bisa berpaling
dari hubungan yang sudah kita jalin. Ini adalah tahun keempat. Meskipun selama
empat tahun ini tidak banyak bersama dan bersua, aku masih ingin percaya padamu.
Tidak ada salahnya percaya untuk kedua kalinya setelah insiden gila sekitar dua
tahun yang lalu. Seperti halnya anak kucing yang sekali diberi makan oleh orang
asing, ia akan datang lagi keesokan harinya untuk berharap pada makanan yang
sama.
Hari ini masih tersisa beberapa jam untuk berganti
esok. Tadinya aku ingin menantangmu, siapa dulu yang lebih mengingat hari jadi
ikatan antara dua hati. Meskipun ini masih pagi, tapi aku sudah tidak sabar memberitahu
kamu. Mungkin yang kau ingat, tanggal satu adalah hari gajianmu. Itu sudah menjadi
ingatan wajib seorang pekerja. Tapi detik ini bukan itu yang aku inginkan untuk
kau ingat. Dan nyatanya kamu baru ingat setelah aku memberitahunya. Aku
memaklumi. Kamu adalah orang yang selalu sibuk dengan pekerjaan dan kuliah
ekstensi. Maka tak akan sempat bagimu untuk membuat alarm pengingat di ponsel.
Tidak ada perayaan. Tidak ada kejutan. Tidak ada
momen foto-foto untuk mengabadikan hari spesial ini. Bahkan aku menyadari bahwa
aku dan kamu tidak banyak berfoto. Tidak banyak melewati moment yang seharusnya
dilewati bersama. Tidak melewati tahun baru bersama. Juga tida mendatangi
pameran atau karnaval di kota. Meskipun malam ini terdengar ada suara petasan
dan letupan kembang api, itu bukan untukku. Hanya orang iseng yang mencoba
mengusir rasa bosan dengan lingkungan tempat tinggalnya yang begitu-begitu
saja. Begitu pula aku dan kamu, kita punya cara sendiri-sendiri untuk mengatasi
bosan. Kamu lebih suka bermain game di ponsel atau laptop. Sementara aku lebih
suka membaca novel atau nonton film.
Aku tersenyum kamu masih menghargai hari jadi ini. Kamu
mengirim beberapa foto selfie sebagai hadiah untuk hari spesial ini. Terimalah.
Hari ini aku dan kamu tidak bisa bersama. Itu sudah biasa terjadi. Sudah
menjadi risiko ketika aku harus menuntut ilmu ke luar kota, sementara kamu
harus tetap tinggal di kota kelahiran. Mungkin tidak ada salahnya ketika kamu selalu
berharap bisa meminjam pintu ajaib Doraemon. Kamu bisa datang ke tempatku
sekarang setiap kali ada hari penting seperti hari ini. Intinya tidak ada batas
jarak, tempat, dan waktu. Aku dan kamu bersama selamanya. Kapan saja. Dan di
mana saja.
Suatu hari nanti, ketika aku pulang aku ingin kamu
masih percaya. Seperti halnya aku yang masih percaya kamu. Dan kamu tidak akan
mengkhianati hati yang selama empat tahun ini bermekaran di hatimu. Kamu tidak
akan seperti matahari yang mengkhianati malam. Pergi ketika senja menghampiri. Rasa
percaya ini akan tetap bertahan sampai 1 Juni berikutnya, dan berikutnya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar