Spesial 1 Juni



Hari ini, detik ini. Aku masih tidak bisa berpaling dari hubungan yang sudah kita jalin. Ini adalah tahun keempat. Meskipun selama empat tahun ini tidak banyak bersama dan bersua, aku masih ingin percaya padamu. Tidak ada salahnya percaya untuk kedua kalinya setelah insiden gila sekitar dua tahun yang lalu. Seperti halnya anak kucing yang sekali diberi makan oleh orang asing, ia akan datang lagi keesokan harinya untuk berharap pada makanan yang sama.

Hari ini masih tersisa beberapa jam untuk berganti esok. Tadinya aku ingin menantangmu, siapa dulu yang lebih mengingat hari jadi ikatan antara dua hati. Meskipun ini masih pagi, tapi aku sudah tidak sabar memberitahu kamu. Mungkin yang kau ingat, tanggal satu adalah hari gajianmu. Itu sudah menjadi ingatan wajib seorang pekerja. Tapi detik ini bukan itu yang aku inginkan untuk kau ingat. Dan nyatanya kamu baru ingat setelah aku memberitahunya. Aku memaklumi. Kamu adalah orang yang selalu sibuk dengan pekerjaan dan kuliah ekstensi. Maka tak akan sempat bagimu untuk membuat alarm pengingat di ponsel.

Tidak ada perayaan. Tidak ada kejutan. Tidak ada momen foto-foto untuk mengabadikan hari spesial ini. Bahkan aku menyadari bahwa aku dan kamu tidak banyak berfoto. Tidak banyak melewati moment yang seharusnya dilewati bersama. Tidak melewati tahun baru bersama. Juga tida mendatangi pameran atau karnaval di kota. Meskipun malam ini terdengar ada suara petasan dan letupan kembang api, itu bukan untukku. Hanya orang iseng yang mencoba mengusir rasa bosan dengan lingkungan tempat tinggalnya yang begitu-begitu saja. Begitu pula aku dan kamu, kita punya cara sendiri-sendiri untuk mengatasi bosan. Kamu lebih suka bermain game di ponsel atau laptop. Sementara aku lebih suka membaca novel atau nonton film.

Aku tersenyum kamu masih menghargai hari jadi ini. Kamu mengirim beberapa foto selfie sebagai hadiah untuk hari spesial ini. Terimalah. Hari ini aku dan kamu tidak bisa bersama. Itu sudah biasa terjadi. Sudah menjadi risiko ketika aku harus menuntut ilmu ke luar kota, sementara kamu harus tetap tinggal di kota kelahiran. Mungkin tidak ada salahnya ketika kamu selalu berharap bisa meminjam pintu ajaib Doraemon. Kamu bisa datang ke tempatku sekarang setiap kali ada hari penting seperti hari ini. Intinya tidak ada batas jarak, tempat, dan waktu. Aku dan kamu bersama selamanya. Kapan saja. Dan di mana saja.

Suatu hari nanti, ketika aku pulang aku ingin kamu masih percaya. Seperti halnya aku yang masih percaya kamu. Dan kamu tidak akan mengkhianati hati yang selama empat tahun ini bermekaran di hatimu. Kamu tidak akan seperti matahari yang mengkhianati malam. Pergi ketika senja menghampiri. Rasa percaya ini akan tetap bertahan sampai 1 Juni berikutnya, dan berikutnya lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini