Analisis Intrinsik Novel "Nayla" Karya Djenar Maesa Ayu



TEMA
Tema utama novel “Nayla” karya Djenar Maesa Ayu ini adalah pemberontakan wanita terhadap tekanan batinnya. Tema ini menggambarkan kehidupan seorang remaja yang mengalami kekerasan seksual karena keterpaksaan, yang dilakukan oleh ibu dan pacar ibunya. Trauma yang dialami membuatnya berperilaku menyimpang, apalagi kehidupannya dekat dengan dunia pelacuran.

PENOKOHAN

1.      Nayla: Nayla mengalami kekerasan oleh ibunya sejak masih kecil. Setiap kali ia melakukan kesalahan, ibu selalu memberi hukuman untuknya. Awalnya Nayla ketakutan, yang menyebabkan Nayla selalu ngompol. Saat berusia 9 tahun, Nayla mengalami pelecehan seksual oleh pacar ibunya. Nayla hanya diam dan tidak memberi tahu pada ibu. Suatu hari ia mencari ayahnya, dan hanya sempat bersama dua bulan sebelum ayahnya meninggal. Setelah itu, ibu tirinya memasukkan Nayla ke tempat rehabilitasi anak-anak karena curiga bahwa Nayla memakai narkoba. Belum lama di tempat rehabilitasi, akhirnya Nayla kabur dan memulai kehidupannya yang kelam. Nayla bekerja di diskotek yang tidak jauh dari dunia pelacuran. Meskipun akhirnya Nayla mencadi penulis, ia masih tidak dapat meninggalkan kebiasaan hidup yang penuh dengan pelacuran.

2.      Ibu: Seorang single parent yang trauma dengan perceraiannya ketika masih mengandung Nayla. Ia bersikap sangat keras terhadap Nayla untuk menjadikannya disiplin. Ibu menginginkan Nayla menjadi anak yang pintar, disiplin, mengerti sopan santun, dan kuat dalam menjalani kehidupan. Bahkan ibu menggambarkan sosok ayah sebagai orang yang buruk dan harus dibenci, sehingga ibu akan menghukum Nayla ketika salah satu sifat ayahnya menurun pada Nayla. Ibu adalah sosok yang kuat, berpendirian, posesif, otoriter, dan juga licik. Terbukti ia tidak mau menerima Nayla kembali setelah Nayla lebih memilih ayahnya. Namun ia juga menyesal setelah mengetahui pelecehan seksual yang dialami anaknya, yang dilakukan oleh pacarnya sendiri.

3.      Juli: Teman kerja Nayla yang pada akhirnya naksir dan menjadi pacar Nayla. Juli seorang lesbian yang menginginkan hubungan khusus dengan Nayla. Meskipun awalnya Juli hanya peduli dengan hidup Nalya yang kelam dan ingin melindunginya. Namun kedekatan yang terjalin membuat Juli semakin tertarik pada Nayla hingga mereka menjalin status sebagai pasangan. Hubungannya berakhir ketika Nayla tidak ingin ada ikatan resmi diantara mereka.

4.      Ben: Pacar Nayla yang mengetahui seluruh kehidupan kelamnya. Usianya selisih sepuluh tahun. Ia berusaha menerima semua masa lalu Nayla dan ingin menjadi kekasih yang baik untuk Nayla. Namun sikap Nayla yang cuek, kasar, dan seenaknya sendiri, mambuat Ben kewalahan menghadapinya. Hubungannya berakhir ketika terjadi kesalahpahaman tentang janjian makan malam.

5.      Om Indra: Pacar mama yang melakukan pelecehan seksual dan memperkosa Nayla saat berusia 9 tahun. Om Indra adalah pacar kesayangan ibu yang sering menginap di rumah. Ia pura-pura baik ketika adan ibu, tapi ketika ibu pergi, ia melakukan sikap bejatnya pada Nayla. Ia membohongin Nayla bahwa tindakan pemerkosaannya itu sebagai pencegahan agar nayla tidak ngompol lagi. Karena Om Indra dan ibunya itulah yang membuat Nayla pergi dari rumah dan lebih memilih ayahnya.

6.      Bu Lina: Pendamping Nayla saat di tempat rehabilitasi. Ia sangat baik pada Nayla. Ia curiga adanya hubungan yang tidak harmonis antara Nayla dan keluarganya. Bu Lina pun meminta Nayla untuk menulis diary, membaca dan membuat puisi. Ia merasa bersalah ketika Nayla kabur dari tempat rehabilitasi.

7.      Olin, Lidya, Shanty, dan Nathalia: Teman sekolah Nayla yang membantu mencari ayahnya.

8.      Luna, Maya, Yanti: Teman-teman Nayla saat di tempat rehabilitasi yang sudah keluar lebih dulu. Mereka pernah bersama-sama merampok sopir taksi, tapi gagal hingga mereka ditangkap polisi.

9.      Broto, Gumelar, Tomboy, Wawan: Teman-teman Nayla saat bekerja di diskotek dan menjadi penulis.

10. Om Billy, Om Deni, dan Om-Om lain: Pacar gelap ibu.

PLOT (berikut saya urutkan beradasarkan plot maju untuk memudahkan pemahaman)

1.      Pengenalan

Cerita diawali dengan sikap keras ibu yang sering memberi hukuman pada Nayla yang baru berusia 9 tahun, salah satunya yaitu disuruh memilih peniti yang nantinya akan ditusukkan pada selangkangnya. Itu sebagai hukuman akibat Nayla masih ngompol. Hukuman lain terus menyusul Nayla ketika ia bersikap ceroboh dan tidak disiplin. 

Nayla sering diajak makan, belanja, bahkan berlibur bersama ibu. Namun itu semua ibu dilakukan untuk mendapat keuntungan dari pacarnya. Pacar ibu yang banyak sering memberi uang saku pada Nayla, namun uang itu tidak dapat dinikmati karena diambil oleh ibunya. Ibu tidak membutuhkan cinta dari pacarnya selain uang. Namun berbeda dengan Om Indra yang sering menginap di rumah.

2.      Konflik

Konflik awal yang pertama muncul adalah saat Nayla berusia 9 tahun diperkosa oleh Om Indra dan tidak berani bilang pada ibu. Bahkan ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saat usia 12 tahun Nayla mencoba menjauh dari kehidupan ibu. Saat itu Nayla mencoba bolos sekolah bersama beberapa temannya untuk membantu mencari ayah, hingga akhirnya bertemu. Ia hanya sempat tinggal bersama ayah selama dua bulan, sebelum ayahnya meninggal.

Konflik lain yang muncul yaitu ketika ibu tiri Nayla memasukkannya ke tempat rehabilitasi karena curiga dengan sikap anehnya, dan ibu tiri berasumsi bahwa Nayla memakai narkoba. Nayla hanya tidak lama di tempat rehabilitasi, ia akhirnya kabur. Sejak itulah kehidupan kelamnya dimulai. Nayla numpang tidur di kost teman se-rehab yang sudah lebih dulu keluar, dan terlibat kasus perampokan sopir taksi yang membuatnya harus ditangkap polisi.

Setelah Nayla mendapat pekerjaan sebagai ahli lampu di diskotek, ia mulai mengenal dunia pelacuran di usia 14 tahun. Ia bertemu dengan Juli seorang lesbian yang akhirnya menjadi pacarnya. Nayla juga mempunyai pekerjaan sebagai penari latar yang sering tampil di acara beberpa hotel, dan ia sering berkencan dengan beberapa pria sekaligus melakukan kegiatan seks.

Saat usianya 16 tahun Nayla mempunyai pacar (Ben) yang berusia 26 tahun. Kehidupannya yang keras dan kelam membuatnya sering bersikap kasar pada Ben. Apalagi setelah nayla menemukan dunia barunya sebagai penulis, Nayla pun sering tak acuh pada Ben.

3.      Puncak Konflik/ klimaks

Nayla menginginkan kebebasan dari sikap Juli yang cenderung ingin memikili sepenuhnya. Keinginannya itulah yang mengakhiri hubungan antara Nayla dan Juli. Di sisi lain, kesalahpahaman juga terjadi antara Nayla dan Ben. Mereka putus setelah bertengkar hebat. Akhirnya Nayla sendiri lagi.

4.      Penyelesaian

Ibu menyesal setelah mengetahui bahwa Nayla pernah diperkosa oleh pacarnya sendiri, melalui cerpen Nayla yang berhasil dimuat di media.

Nayla berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menghabiskan waktu bersama teman-teman lamanya. Ia hanya akan fokus menulis. Hingga akhirnya Nayla menjadi penulis terkenal yang sering diundang untuk interview. Namun ia masih tidak bisa membuang sikap buruknya yang suka minum-minum dan merokok.


LATAR

1.      Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan dalam novel ini sangat beragam, menyesuaikan dengan perpindahan kebidupan tokoh, diantaranya yaitu rumah ibu, rumah ayah, tempat rehabilitasi, diskotek, hotel, kos kumuh, yang semuanya ada di kota Jakarta.

2.      Latar Waktu

Berdasarkan usia, maka cerita yang dimuat dalam novel ini terjadi ketika Nayla berusia 9 tahun, 12 tahun, 14 tahun, dan 16 tahun.

Berdasarkan tahun yang tertera pada tanggal pengiriman sms, email, catatan harian, dan surat. Berikut detailnya:

a.       Tahun 1987, yang didapat dari buku catatan Nayla dan Bu Lina. Saat itu usia Nayla 12 tahun. Ia tinggal di rumah ayahnya yang sedang sakit pada bulan Juli. Kemudian Nayla masuk tempat rehabilitasi bulan Agustus, dan kabur pada bulan Oktober.

b.      Tahun 1991, yang didapat dari surat yang dikirim Juli untuk Nayla. Saat itu usia Nayla 16 tahun dan mereka sudah putus.

c.       Tahun 1998, yang didapat dari surat yang Nayla tulis untuk ayah dan ibu. Saat itu Nayla sudah bekerja di diskotek sebagai ahli lampu dan penari latar.

d.      Tahun 2000, yang didapat dari riwayat sms antara Nayla dan Ben, riwayat email Nayla dengan teman-teman sastrawan, dan cerpen Nayla yang berjudul “Laki-laki Binatang!”.

e.       Tahun 2004-2005, yang didapat dari data wawancara Nayla. Saat itu ia sudah menjadi penulis terkenal.

3.      Latar Suasana

Secara keseluruhan cerita ini menggambarkan suasana sedih dan kelam. Meskipun Nayla tertawa, tapi sebenarnya ia menertawakan hidupnya sendiri yang selalu diuji dengan berbagai cobaan dan masalah, serta masa lalunya yang penuh dengan kenestapaan. Dan meskipun ia sudah menjadi penulis terkenal, ia masih dibayang-bayangi oleh masa lalunya. Ia banyak menuangkan perasaan dan masa lalunya ke dalam cerita. Ia juga memutuskan untuk tidak hidup bahagia. Hal ini terlihat dari wawancara “… Bahagia membuat saya takut….” “… Bahagia itu ilusi….” Suasana senang hanya digambarkan sedikit ketika cerpennya diterima dan diterbitkan untuk pertama kalinya oleh media masa. 


SUDUT PANDANG
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Disini penulis bebas berpindah-pindah menceritakan berbagai tokoh, sehingga menimbulkan kesan kompleks. Penulis menggunakan kata “aku”, “saya” sebagai cara pendalaman karakter yang dituangkan dalam bentuk catatan harian tokoh, surat, dan sepenggal kehidupan tokoh, bukan sebagai pelaku utama.

AMANAT

1.      Jadilah pribadi yang kuat untuk menghadapi kerasnya hidup

Hidup tidak selalu seperti yang kita harapkan. Ujian, cobaan, dan masalah akan melatih kita menjadi orang yang kuat dalam mempertahankan hidup. Di novel ini Nayla didik oleh ibunya dengan keras demi membentuk pribadi Nayla yang disiplin dan kuat. Meskipun awalnya membuat Nayla ketakutan, tapi berguna ketika Nayla menjalani kehidupannya secara mendiri tanpa bergantung orang tua.

2.      Jangan menyalahkan masa lalu

Ambillah hikmah dan nilai positif dari kejadian buruk yang terjadi di masa lampau. Jadikan pedoman untuk kehidupan masa depan yang lebih baik, bukan untuk dibenci maupun pedoman untuk balas dendam. Kebencian dan balas dendam tidak akan manfaatnya, tapi hanya akan mendatangkan keburukan atau bencana.

Dalam novel ini, ibu Nayla begitu menyalahkan masa lalu ketika ayahnya memutuskan untuk bercerai. Ia menjadi sangat benci dan dendam. Sikapnya yang kasar ketika mendidik Nayla justru membuat Nayla selalu ketakutan dan berperilaku kasar saat menginjak masa remaja.

3.      Ajarilah anak-anak dengan kasih sayang, bukan kebencian.

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini