Sinopsis:
“Menunaikan ikrar mereka
untuk berkarya bersama, pasangan Dimas dan Reuben mulai menulis roman yang
diberi judul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Paralel dengan itu, dalam
kehidupan nyata, sebuah kisah cinta terlarang antara Ferre dan Rana. Hubungan
cinta mereka merepresentasikan dinamika yang terjadi antara tokoh Kesatria dan
Putri dalam fiksi Dimas dan Reuben.
Tokoh ketiga, Bintang Jatuh,
dihadirkan oleh seorang peragawati terkenal bernama Diva, yang memiliki profesi
sampingan sebagai pelacur kelas atas. Tanpa ada yang bisa mengantisipasi,
kehadiran sosok bernama Supernova menjadi kunci penentu yang akhirnya merajut
kehidupan nyata antara Ferre-Rana-Diva dengan kisah fiksi karya Dimas dan
Reuben dalam satu dimensi kehidupan yang sama."
“Kesatria, Putri &
Bintang Jatuh” adalah seri pertama dari Novel Supernova karya Dee Lestari. Novel
ini merupakan sinkronisasi kisah antara roman, sains, religius, dan sosial.
Sehingga terkemas menjadi sebuah kisah yang cerdas, rumit, tapi juga sempit dan
sederhana.
Cerdas.
Betapa tidak? Tokoh dalam novel ini adalah orang-orang yang profesional,
berpendidikan, mapan, dan berwawasan luas. Apalagi Dee memang merangkai
kehidupan tokoh-tokohnya dengan konsep yang cerdas.
Dimas dan Reuben adalah
pasangan yang berlatar belakang pendidikan tinggi di luar negeri. Reuben kuliah
di Medical School, mempunyai segudang
ilmu sains dan pemikiran yang ilmiah. Baginya tiada percakapan yang tidak
disisipi dengan kata-kata ilmiah. Sementara Dimas kuliah di Englih Literature, mempunyai otak yang
kreatif dan konsen dalam bidang kepenulisan.
Tokoh lain yaitu Ferre,
Rana, dan Diva. Ferre adalah seorang pengusaha yang menggerakan sebuah
perusahaan multinasional. Kehidupannya yang mewah, mapan dan kelebihan materi
tidak berarti membuatnya sempurna. Hatinya hampa, hingga suatu hari ia tertaut
pada seorang wanita; Rana adalah seorang jurnalis sekaligus istri dari seorang suami
konglomerat kaya dan terpandang; sedangkan Diva adalah peragawati yang
mempunyai pekerjaan sampingan sebagai pelacur kelas atas.
Rumit.
Novel ini menggambarkan kehidupan tokoh yang berbeda-beda, dengan jalan
pemikiran yang memang rumit, yang masing-masing mempunyai kehidupan pribadi
sendiri. Sehingga menimbulkan kesan bahwa alurnya loncat-loncat. Namun
disitulah seninya, banyak kejutan yang membuat cerita semakin hidup.
Dunia paralel antara kisah
fiksi karangan Dimas dan Reuben, yaitu “Kesatria, Putri & Bintang Jatuh”
dengan kehidupan nyata Ferre, Rana, dan Diva, membuat cerita terlihat rumit.
Apalagi dengan datangnya tokoh cyber
Si Supernova tiba-tiba muncul dalam kehidupan nyata Dimas dan Reuben.
Sempit.
Meskipun kehidupan tokoh-tokoh dalam novel ini berbeda, tapi sebenarnya mereka saling
terikat dan terkait. Mereka hidup di dunia yang sama, yang bernama Bumi. Dalam
satu jaringan laba-laba yang sama. Dan dalam dunia paralel yang sama.
Bertemunya Dimas dan Reuben
di Washington DC merupakan bukti pertama. Disusul dengan bertemunya Ferre dan
Rana untuk acara wawancara sebuah majalah. Bertemunya Rana dan Diva yang tanpa
disadari, yaitu ketika Rana berkonsultasi dengan Supernova. Bertemunya Ferre
dan Diva sebagai tetangga dalam sebuah komplek perumahan. Dan terakhir,
bertemunya Dimas dan Reuben dengan Si Supernova dalam dunia cyber, yaitu ketika Supernova mengirim
mereka surel elektronik.
Mereka semua saling
terhubung dan melengkapi. Seperti Rectoverso (gambar yang saling mengisi
antarmuka belakang dan depan) dan Gestalt (gambar beranak gambar). Kita tinggal
memutar kenop atau membalikkan sisi, tanpa harus mencari media lain.
Sederhana. Seperti yang dikatakan tokoh Reuben tentang konsep sinkronisitas. Bahwa
pada dasarnya, pada satu titik semua materi di dunia berasal dari satu
organisme. Bahwa alam seperti sebuah spektrum, dari yang paling sederhana
hingga yang paling rumit. Keterpisahan adalah ilusi. Individu adalah ilusi.
Konsep ini akan teman-teman
temukan pada kepingan terakhir. Yang pasti akan membuat kalian semakin paham
tentang alur dan konsep cerita.
Catatan:
Hai, teman. Bagi kalian yang
belum membaca dan minat untuk membaca novel ini, harap jangan terburu-buru
ketika membaca. Karena butuh waktu luang, ekstra konsentrasi, dan berpikir
keras biar bisa memahami isi dan alur cerita.
Manfaat:
Kalo nggak ada manfaat nggak
usah baca ya, teman. Tapi kalo menurut aku, buku ini lebih dari menghibur. Tapi
juga menambah wawasan kita. Karena novel ini bukan sekadar sastra, tapi juga
mengusung ilmu pengetahuan alam, sosial, dan nggak tanggung-tanggung tentang
filsafat dan religi.
Selamat membaca…. J
0 komentar:
Posting Komentar