OBSESI DANGKAL






Tatapan matamu masih kosong. Menerawang ke awang-awang membayangkan kehidupan orang lain yang kau inginkan. Memang indah. Kau akan merasa senang jika kehidupan itu menjadi milikmu. Kau begitu terobsesi dengan itu. Dan ketika kau berbalik pada kehidupanmu sendiri. Semua menjadi jungkir balik. Tidak sepadan. Perbedaannya sangat kontras. Seperti hitam dan putih. Seperti langit dan bumi. Dan hatimu pun mulai menciut.

Sebutir air mata mengalir menelusuri pipi. Berhenti di dagu, lalu jatuh menetes pada lengan yang sedang bersedekap. Kau tidak merasakan hawa dingin dari butiran air mata itu. Syaraf kulitmu sedang kurang berfungsi. Sehingga menjadi kurang peka. Atau memang butiran itu terlalu kecil dan kurang banyak. Sehingga tidak cukup menjadi stimulan bagi serabut syaraf.

Seluruh syaraf kau tampung di kepala agar terus berpikir. Otakmu dipenuhi obsesi yang tidak seharusnya bertengger di dalamnya. Obsesi itu terus mengganggu kedamaian hidupmu. Mencoba merusak kebahagiaanmu. Padahal kau pernah percaya bahwa kebahagiaan itu sederhana. Harusnya kau tak perlu bermimpi menjadi orang lain. Tapi apa daya, lingkungan terus mendesak pikiranmu.

Kau pun tidak tahan. Kau mengerutkan dahi sebagai tanda menyerah. Semua otot kau curahkan untuk menghujamkan obsesi dangkal. Kau sangat ingin mengeluarkan semua kepenatan tak berarti itu. Tapi semua malah tertahan di kerongkongan. Mendadak sebuah batu kerikil tersangkut di saluran pernapasanmu. Kau pasti sudah tersedak saat itu juga jika kau tidak berusaha membanjiri tenggorokanmu dengan air.

Kau masih belum merasa lega. Semua barang dangkal itu berpindah ke pusat organ vitalmu. Di sana kau baru merasa sesak dan kesakitan. Semua amarah, kesedihan, dan kekecewaan tertampung di satu tempat. Kau tidak ingin membaginya pada orang tua, teman, atau kekasih. Kau hanya ingin merasakan sendiri. Dan menarik diri dari semua orang.

Sekarang semua itu pecah. Air matamu benar-benar tumpah. Suara isakan terus mengiringi rasa sesak di hatimu. Kau mencoba menahan dada dengan kedua tangan. Tapi isakanmu  masih tidak berhenti. Biarlah. Mungkin ada baiknya, agar semua perasaan yang telah menyakitimu bisa keluar. Jika kau mau, menangislah sampai terlelap. Jangan kau hadirkan lagi obsesi dangkal itu. Raihlah tangan Tuhan pada esok pagi yang cerah. Izinkan dirimu untuk bahagia tanpa harus menjadi orang lain.

(Catatan di suatu malam yang menyesakkan hati,
setelah menangis, mata sembab,
sambil mendengarkan lagu ‘Fix You’)

1 komentar:

sofia CBET mengatakan...

IndoCBET adalah Daftar agen sbobet Situs Bandar Bola Online Terpercaya resmi Taruhan Bola dengan lisensi indonesia

Bergabunglah bersama indoCBET bersama kami dengan Bonus Terbesar Saat ini

BONUS NEW MEMBER 20%
BONUS DEPOSIT 5%
BONUS CASHBACK 5%
BONUS ROLLINGAN 0.5%
BONUS REFERENSI 5%

Tersedia Agen
SBOBET, AMGBET, CBET

Deposti 25ribu

Whatsapp indocbet : 0822.8637.2298

Posting Komentar

Cari Blog Ini