Vantage Ground (1)



BRITANIE GRAUND tidak pernah mendapat restu dari ayahnya untuk menikah dengan seorang lelaki pengrajin besi bernama Russell Bill. Kedatangannya tidak pernah disambut dengan hormat oleh Sang Raja. Bahkan Russell tidak akan pernah diterima di istana. Namun besar cinta Britanie pada Russell tidak meruntuhkan niatnya untuk tetap menikah dengan Russell --- walaupun tidak dengan restu Sang Raja.

Akhirnya Britanie kabur dari istana dan memulai kehidupan barunya bersama Russell di sebuah desa yang terletak di perbukitan Arawa. Namun itu tidak bertahan lama. Enam bulan kemudian ayahnya --- Raja Ernand menyuruh prajurit istana untuk mencari keberadaan putrinya. Tidak bisa terelakkan bahwa Britanie harus kembali ke istana dan menjadi tahanan kerajaan--- belum, melainkan karena Raja jatuh sakit dan menginginkan Britanie berada di istana. Britanie tak dampat menyangkal bahwa saudara laki-lakinya yang akan menggantikan tahta Raja. 

Dua bulan sebelum Raja meninggal, Stalasclaus sudah resmi menggantikan ayahnya. Dan atas perintah mendiang sang raja, Stalasclaus harus menjadikan adiknya sebagai tahanan. Britanie disekap di dalam kamarnya. Bukan kamar. Ia menyebutnya sebagai ruang sel tahanan karena menurutnya perlakuan ini terlalu kasar baginya. Saat itu Britanie harus memendam dua kesedihan sekaligus, kehilangan ayahnya dan terpisah dari pria yang dicintainya. Ia sangat frustasi dan tidak mempunyai semangat hidup.

Kabar mengejutkan datang setelah sembilan bulan kemudian, bahwa ternyata Britanie telah melahirkan seorang bayi cantik. Tidak ada yang mengetahui kehamilannya selama ia menjadi tahanan. Hanya seorang tabib dan dua orang pembantu yang sering membersihkan kamar dan mengantarkan makan yang mengetahuinya. Namun mereka tidak terlalu peduli.

Dengan dilahirkannya seorang bayi Britanie memberanikan diri untuk memohon kepada saudaranya agar ia tidak disekap sepanjang hari. Ia meminta agar diberi sedikit kebebasan untuk menghirup udara segar di sekitar taman istana saat mengasuh anaknya. Dengan penuh rasa haru Raja Stalasclaus mengabulkan permintaan adiknya dengan syarat harus dengan pengawalan ketat. 
Britanie semakin percaya bahwa anaknya akan mempermudah semua rencana yang telah ia siapkan. Beberapa kali Britanie berhasil mengalihkan prajurit saat mengawasinya sehingga ia bisa menyempatkan mengajak anaknya untuk bertemu Russell. Meskipun sebentar namun pertemuan keluarga kecil itu terlihat lebih lengkap. Bahkan si anak sangat menyambut sang ayah dengan wajah ceria, tidak seperti mendiang kakeknya. 
Di sela-sela pertemuan itu Britanie mencoba membicarakan rencana yang telah dibuatnya. Tak perlu menjelaskan terlalu banyak untuk membuat Russell paham. Masing-masing telah mengerti apa yang harus mereka lakukan. Russell harus memprovokasi musuh Kerajaan Lumosa untuk menggulingkan Raja Stalasclaus. Sebenarnya yang Russell inginkan bukan untuk menggulingkan raja, melainkan membawa kabur adiknya. Mereka sangat menginginkan hidup bersama lagi dan jauh dari Kerajaan Lumosa.  
Setelah pembicaraan selesai Britanie segera menggandeng buah hatinya untuk pergi. Tanpa membuat kecurigaan dari pengawal istana, Britanie segera menaikkan anaknya ke kereta kuda. Kusir kereta langsung menarik kudanya agar segera berjalan. Sedangkan di belakang tampak dua pengawal istana yang mengikutinya.
Keesokan harinya kerajaan dikejutkan dengan sekelompok pasukan berkuda. Pasukan itu mengacaukan tempat tinggal penduduk sehingga mereka ketakutan. Target empuk mereka adalah istana, singgasana sang raja. Pasukan itu dipimpin oleh seorang Duke dan beberapa prajurit utama lainnya. Mereka menuntut Raja untuk keluar dan segera melakukan diplomasi. Sebenarnya Raja telah mengetahui maksud kedatangan pasukan perang dari Kerajaan Sandria. Mereka menuntut sebagian kecil wilayah kekuasaan Kerajaan Lumosa. Sengketa ini sudah sepuluh tahun tidak dibahas. Entah apa yang membuat pihak Kerajaan Sandria membahas sengketa lama tersebut.
Britanie dan putrinya telah bersiap untuk pergi dari istana. Ia menyusuri lorong yang menuju pintu gerbang belakang istana. Dua ekor kuda telah menanti. Satu ekor berwarna hitam pekat dan telah ditunggangi seseorang yang mengenakan pakaian baja serta penutup kepala sehingga tak ada yang mengenali penunggang tersebut. Dan satu ekor lagi berwarna putih polos yang pastinya Britanie sendiri yang akan menungganginya. Tanpa menunggu waktu lebih lama Britanie segera menaikkan anak kecil berusia 13 tahun itu ke kuda yang telah ditunggangi oleh entah prajurit atau siapa. Tak ada yang mengenali wajahnya. Britanie hanya meminta putrinya tidak kembali ke istana sebelum bertemu dengannya di suatu tempat. Hanya itu. Prajurit pun langsung menarik kudanya untuk segera berlari.
Tak lama setelah kuda yang dinaiki putrinya berlalu Britanie langsung bergegas ke kudanya. Ia sadar bahwa Pangeran Kristan menyaksikan saudara sepupunya dibawa kabur. Ratu Prisca juga menyaksikan sekilas setelah kuda putrinya telah meluncur. Britanie tidak mau mempedulikan aksinya yang telah diketahui oleh ratu. Ia tahu apa yang akan dilakukan ratu saat mengetahui dirinya kabur dari istana.

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini