Lost to Find #2 (From ‘Demian’ Novel by Hermann Hesse)

Novel Demian masih karya Hermann Hesse terbit tahun 1919 dan masih kategori novel filosofi, yaitu tentang cerita masa muda Emil Sinclair dalam pencarian jati diri serta perkembangan psikologinya.

Dalam novel Demian, Emil Sinclair kecil adalah seorang murid laki-laki yang berasal dari keluarga baik-baik, dan penuh kehangatan. Namun dia sendiri merasa berbeda dengan keluarganya, dunia yang penuh dengan cahaya. Ia merasa seharsusnya berada di dunia yang gelap dan penuh hal-hal buruk.

Sinclair kecil memiliki hasrat ingin diterima oleh pergaulan. Saat pertengahan liburan ia mulai bermain dengan Franz Kromer, anak laki-laki yang mempunyai perangai buruk. Sinclair memulai pertemanan dengan membuat cerita bohong, yang ia yakini Kromer akan menyukai cerita itu dan menganggap dirinya gagah. Sayangnya Kromer dan teman-temannya mulai memanfaatkan cerita bohong Sinclair. Kromer pun menakuti Sinclair dengan ancaman, dan Kromer sering menggoda dengan membuat siulan di sekitar Sinclair. Sinlclair ketakutan hingga pura-pura sakit agar tidak pergi sekolah dan bertemu Kromer. Sinclair juga memberi upeti agar Kromer tidak melaporkan pada polisi atau keluarganya.

Masalah Sinclair dan Kromer mereda ketika ia bertemu dengan murid baru bernama Max Demian. Seorang murid yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Dia memiliki perawakan yang dewasa dan aura kejantanan. Akhirnya Mereka berdua berteman. Sinclair pun menjadikan Demian sebagai panutan karena Demian sering memberi mimbingan dan petunjuk-petunjuk.

Ketika beranjak dewasa, Sinclair semakin jarang bertemu Demian, setelah selama sekolah Demian bercerita kisah Cain and Abel (Kabil dan Habil), mereka bertemu kembali di gereja dan Demian banyak bicara mengenai The God and The Devil, dan di bar saat Sinclair sedang mabuk karena banyak minum wine. Sinclair kembali ditinggal oleh Demian. Dan Sinclair yang tanpa Demian, ia menjadi pemabuk, kasar, semakin tidak mempunyai aturan karena ia memutuskan untuk tidak tinggak di rrumah, Sinclair yang bertemu Beatrice dan jatuh cinta, Sinclair yang mengalami mimpi adsurb, Sinclair yang melukis burung gagak yang ia sadari sebagai cerminan dari dirinya sendiri, Sincalir yang tanpa sengaja melukis wajah Demian dan sosok perempuan, dan pencarian Sinclair terhadap Abraxas.

Pencarian Sinclair terhadap Abraxas membawanya ke sebuah gereja. Ia bertemu seorang pianis bernama Pistorius, yang  memiliki nasib sama dengan Sinclair. Pistorius itu anak seorang pastur, dan ia memutuskan keluar dari hidup keluarganya dan memilih jalan hidupnya sendiri.  Akhirnya Pistorius memberi tahu apa sebenarnya Abraxas itu dan membawa Sinclair pada sebuah pencerahan.

Setelah lulus SMA, akhirnya Sinclair bertemu Demian dan bertemu Frau Eva, ibu Demian, seseorang yang ada di dalam mimpinya. Sinclair mencintai Frau Eva dengan segenap hatinya. Baik Frau Eva maupun Demian meyakinkan Sinclair untuk percaya pada mimpinya, dan mempunyai pendirian. Setelah beberapa saat, Demian harus meninggalkan Sinclair lagi, dengan memberikan ciuman dari Frau Eva yang dikirim melalui Demian. Ketika Sinclair bangun keesokan paginya dan bercermin, yang ia lihat adalah gambar dirinya yang sudah menemukan dunia terangnya sendiri.

Intinya, rasa akan kehilangan itu membuat Demian menjadi diri sendiri dan percaya akan mimpinya.
I recommend this book for you guys. Yang aku tulis ini tidak ada apa-apanya, aku hanya mencoba menyalurkan betapa aku sangat menyukai karya Hermann Hesse. 

Herman Hesse sendiri merupakan seorang penyair, novelis, dan pelukis berkebangsaan Jerman-Swiss. Pada tahun 1946 Hesse menerima Nobel Kasusastraan. Karya terbaik Hesse yang terkenal lainnya yaitu Stephen Wolf, Siddhartha, dan The Glass Bead Game yang mengeksplorasi kisah pencarian spiritual individu.

Novel Demian ini termasuk novel berat karena mengandung gagasan cerita yang dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran filosofi, tentang pemberontakan dalam diri seseorang yang dipengaruhi oleh pemikirannya sendiri. Apalagi Hesse memang seseorang yang penuh dengan spiritual, dibuktikan ketika ibunya adalah seorang misionaris. Novel ini akan membuat  pembacanya juga akan berpikir lebih dalam untuk memahami gagasan cerita. Apalagi saya sendiri membaca versi bahasa Inggris yang membuat saya benar-benar menguras otak. Pembawaan bahasanya juga sangat berbobot dan mengalir begitu saja. Saya rasa ini seperti mantra sihir, karena kata-katanya begitu memikat saya sebagai pembaca. Jadi seperti itulah novel Demian.

I don’t care with any theory to breakdown what the story mean kayak blog sebelah. I just enjoy the story. And I always like the way Sinclair amazed to Demian.

I kept glancing toward Demian whose face held a peculiar fascination for me…, I couldn't say that he made a favorable impression on me…, his manner too provocatively confident, and his eyes gave him an adult expression…, etc.”


“I saw Demian's face and I not only noticed that it was not a boy's face but a man's; I also felt or saw that it was not entirely the face of a man either, but had something feminine about it, too. Yet the face struck me at that moment as neither masculine nor childlike, neither old nor young, but somehow a thousand years old, somehow timeless, bearing the scars of an entirely different history than we knew; animals could look like that, or trees, or planets--none of this did I know consciously, I did not feel precisely what I say about it now as an adult, only something of the kind. Perhaps he was handsome, perhaps I liked him, perhaps I also found him repulsive, I could not be sure of that either. All I saw was that he was different from us, he was like an animal or like a spirit or like a picture, he was different, unimaginably different from the rest of us…, etc.”

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini