Suatu hari ketika ayah Boy sakit parah dan
membutuhkan banyak biaya pengobatan. Boy pun dengan berat hati harus berhenti
kuliah sehingga mau tak mau harus drop
out. Ketika Boy sedang depresi dan merasa cita-citanya sudah putus, Gadis
pun mencoba menenangkan hatinya dan sering kali memberi nasihat. Kali ini Boy
yang merasa minder karena harus DO kuliah. Memang rasa minder itu bisa
menyerang siapa saja ketika derajat keadaan seseorang tidak sejajar dengan
keadaan orang lain. Sebenarnya Gadis tidak masalah dengan keadaan Boy yang
sedang kurang beruntung. Gadis masih bersedia menjadi temannya.
Waktu pun terus berlalu tanpa ada yang mengubah
pertemanan gadis dan Boy. Semua mengalir apa adanya, meskipun entah perasaan apa
kadang muncul dalam hati masing-masing. Baik Gadis maupun Boy tidak pernah
memikirkannya terlalu dalam. Mereka lebih takut jika mereka akan saling menjauh
hanya karena perasaan yang tidak jelas. Namun semakin lama perasaan yang terus
digantung itu membuat Gadis merasa jenuh, sehingga Gadis berpikir tidak masalah
jika dirinya dekat dengan cowok lain.
Untuk kedua kalinya Gadis memberitahukan Boy bahwa
dirinya punya pacar baru. Lagi-lagi Boy tidak bermasalah dengan hal itu. Boy
hanya berkata “Akut ikut senang dengan kebahagaan yang kamu dapatkan.”
Hubungan yanga Gadis jalani dengan pacar barunya merupakan
hibingan jarak jauh. Gadis baru bertemu tiga kali sebelum pacarnya harus
kembali bekerja di luar pulau. Jarak yang sangat jauh membuat Gadis tidak bisa
bertemu dengan pacar barunya. Yang ada hanyalah sms, telfon, dan chatting. Tidak heran pula jika
kesalahpahaman sering terjadi sehingga memunculkan masalah. Bahkan suatu hari
Gadis harus mengakhiri hubungannya setelah pacar barunya memutuskan untuk
berpisah. Dan ini merupakan pertama kalinya Gadis diputuskan oleh cowok.
Disaat perasaannya kacau seperti itu, Gadis hanya
bisa lari ke hadapan Boy. Seperti biasanya, Boy berusaha menenangkan
perasannya. Boy memang selalu hadir dalam setiap suasana hati Gadis, baik saat
senang, sedih, galau, bahkan saat marah sekalipun. Dan kehadirannya pun slalu
membuat Gadis merasa lebih baik. Perlahan-lahan kesedihan gadis mulai
menghilang dan semua mu;ai membaik seperti sebelumnya.
Saat Gadis dan Boy bertemu, Gadis tidak banyak bicara.
Dan suasana haru mulai merasuki hati Gadis ketika Boy mengungkapkan semua isi
hatinya. Sebenarnya Boy menyukai Gadis sejak beberapa kali mereka bertemu. Tapi
Boy tidak mengungkapkannya karena takut suatu saat mereka harus saling menjauh.
Boy memang berusaha merelakan Gadis bersama cowok lain dan berusaha
mengikhlaskannya. Menurutnya pacaran itu hanya akan membuatnya melakukan
hal-hal yang no sense. Semua dimulai
dari perkenalan, pendekatan, jadian, seneng-seneng, saling memuji namun tidak
relistis. Ketika ada konflik dan tidak bisa menerima kekurangan masing-masing,
biasanya berakhir dengan putus dan saling menjauh.
“Aku memang suka dan sayang sama kamu. Kamu boleh
dekat dan pacaran sama cowok lain yang kamu suka, tapi tolong jangan lupakan
aku.”
Begitulah ungkapan hati Boy pada Gadis. Sejak saat
itu gadis sadar bahwa selama ini dia mengabaikan orang yang selalu ada
untuknya. Namun Gadis paham dengan semua yang Boy lakukan padanya, bahwa
pacaran bukanlah segalanya. Sejak saat itu Gadis dan Boy tetap tidak mengubah
pertemanan yang sudah terjalin. Biarlah rasa suka dan sayang melekat di hati
masing-masing. (Selesai)
-Lilin S.-
0 komentar:
Posting Komentar