GANTUNG (Part2)



Suatu hari ketika ayah Boy sakit parah dan membutuhkan banyak biaya pengobatan. Boy pun dengan berat hati harus berhenti kuliah sehingga mau tak mau harus drop out. Ketika Boy sedang depresi dan merasa cita-citanya sudah putus, Gadis pun mencoba menenangkan hatinya dan sering kali memberi nasihat. Kali ini Boy yang merasa minder karena harus DO kuliah. Memang rasa minder itu bisa menyerang siapa saja ketika derajat keadaan seseorang tidak sejajar dengan keadaan orang lain. Sebenarnya Gadis tidak masalah dengan keadaan Boy yang sedang kurang beruntung. Gadis masih bersedia menjadi temannya.
Waktu pun terus berlalu tanpa ada yang mengubah pertemanan gadis dan Boy. Semua mengalir apa adanya, meskipun entah perasaan apa kadang muncul dalam hati masing-masing. Baik Gadis maupun Boy tidak pernah memikirkannya terlalu dalam. Mereka lebih takut jika mereka akan saling menjauh hanya karena perasaan yang tidak jelas. Namun semakin lama perasaan yang terus digantung itu membuat Gadis merasa jenuh, sehingga Gadis berpikir tidak masalah jika dirinya dekat dengan cowok lain.
Untuk kedua kalinya Gadis memberitahukan Boy bahwa dirinya punya pacar baru. Lagi-lagi Boy tidak bermasalah dengan hal itu. Boy hanya berkata “Akut ikut senang dengan kebahagaan yang kamu dapatkan.”
Hubungan yanga Gadis jalani dengan pacar barunya merupakan hibingan jarak jauh. Gadis baru bertemu tiga kali sebelum pacarnya harus kembali bekerja di luar pulau. Jarak yang sangat jauh membuat Gadis tidak bisa bertemu dengan pacar barunya. Yang ada hanyalah sms, telfon, dan chatting. Tidak heran pula jika kesalahpahaman sering terjadi sehingga memunculkan masalah. Bahkan suatu hari Gadis harus mengakhiri hubungannya setelah pacar barunya memutuskan untuk berpisah. Dan ini merupakan pertama kalinya Gadis diputuskan oleh cowok.
Disaat perasaannya kacau seperti itu, Gadis hanya bisa lari ke hadapan Boy. Seperti biasanya, Boy berusaha menenangkan perasannya. Boy memang selalu hadir dalam setiap suasana hati Gadis, baik saat senang, sedih, galau, bahkan saat marah sekalipun. Dan kehadirannya pun slalu membuat Gadis merasa lebih baik. Perlahan-lahan kesedihan gadis mulai menghilang dan semua mu;ai membaik seperti sebelumnya.
Saat Gadis dan Boy bertemu, Gadis tidak banyak bicara. Dan suasana haru mulai merasuki hati Gadis ketika Boy mengungkapkan semua isi hatinya. Sebenarnya Boy menyukai Gadis sejak beberapa kali mereka bertemu. Tapi Boy tidak mengungkapkannya karena takut suatu saat mereka harus saling menjauh. Boy memang berusaha merelakan Gadis bersama cowok lain dan berusaha mengikhlaskannya. Menurutnya pacaran itu hanya akan membuatnya melakukan hal-hal yang no sense. Semua dimulai dari perkenalan, pendekatan, jadian, seneng-seneng, saling memuji namun tidak relistis. Ketika ada konflik dan tidak bisa menerima kekurangan masing-masing, biasanya berakhir dengan putus dan saling menjauh.
“Aku memang suka dan sayang sama kamu. Kamu boleh dekat dan pacaran sama cowok lain yang kamu suka, tapi tolong jangan lupakan aku.”
Begitulah ungkapan hati Boy pada Gadis. Sejak saat itu gadis sadar bahwa selama ini dia mengabaikan orang yang selalu ada untuknya. Namun Gadis paham dengan semua yang Boy lakukan padanya, bahwa pacaran bukanlah segalanya. Sejak saat itu Gadis dan Boy tetap tidak mengubah pertemanan yang sudah terjalin. Biarlah rasa suka dan sayang melekat di hati masing-masing. (Selesai)
-Lilin S.-

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini