Gadis itu tidak pernah tahu mana yang benar dan mana
yang salah. Saat menerima suatu kabar, kabar itu mengatakan bahwa orang yang
selama ini bersamanya telah bermain di belakangnya. Intinya orang itu telah
mengakhiri kepercayaan yang selama ini diberikan padanya. Well, seandainya tidak ada kabar itu mungkin Si gadis tidak pernah
tahu adanya kebohongan. Yang gadis itu tau bahwa semuanya baik-baik saja dan
berjalan apa adanya. Atau bisa dibilang all
is well.
Cinta pertama. Itulah yang gadis jalani selama
bersamanya. Dan untuk pertama kalinya gadis itu merasakan sakit hati yang
mendalam. Gadis itu pun berpikir ‘Ya sudahlah.’ Dan seiring berjalannya waktu,
gadis itu pun mampu memulihkan perasaannya. Semua itu karena nasihat dan
dukungan dari keluarga serta teman-temannya. Akhirnya gadis itu bisa menerima
semua dan mengambil hikmah dan sisi positif dari kejadian itu.
Tidak lama setelah gadis itu mengalami hari-hari
dengan penuh kegalauan, orang yang telah menyakitinya beberapa hari yang lalu
pun muncul lagi dalam hidupnya. Orang itu banyak bercerita tentang hidupnya
saat tidak bersama gadis itu. Bahkan orang itu pun menceritakan hak yang selama
ini tidak diktahui Si gadis. Saat dibandingkan dengan kabar sebelumnya,
semuanya sangat berbeda. Gadis itu pun mencoba memahami dan berusaha
mendengarkannya dengan baik. Saat gadis itu merasa ada yang janggal, Si gadis
berusaha menyanggahnya. Dan respon yang didapat hanyalah cerita versi orang itu
sendiri.
Sebernarnya gadis itu telah memiliki kepercayaan
sendiri. Gadis itu sedilit mendukung kabar sebelumnya. Why not? Gadis itu telah melihat beberapa bukti yang mungkin dapat
mendukung kepercayaannya. Saat gadis itu mendengar cerita dari orang itu,
seakan-akan Si gadis ingin berkata “Kamu pikir aku tidak tahu?” Atau “Benarkah?
Buktinya apa?” Namun itu hanya ada di
benaknya, tak pernah sampai terungkapkan.
Ternyata semakin banyak cerita semakin membuat gadis
itu bingung dan sesekali terkejut. Tapi berdasarkan prinsip yang sudah gadis
itu terapkan sejak peristiwa pengekhianatan, Si gadis pun berupaya agar tidak
dibohongi lagi oleh orang yang sama dengan kebohongan yang sama pula. Tidak
heran jika Gadis itu memilih untuk bersikap skeptis. Gadis itu memilih bersikap
netral terhadap semua cerita maupun ungkapan
yang didengar. Artinya bahwa tidak mempercayai begitu saja tanpa
dipikir-pikir, namun tetap mengdengarkan dan mencoba memahami terlebih dahulu.
Tak jelas kebenaran itu berpihak pada siapa. Dan
letaknya entah di mana, biarlah hanya Tuhan yang tahu…
-Salam Kesedihan-
0 komentar:
Posting Komentar