Where is the True?


Gadis itu tidak pernah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Saat menerima suatu kabar, kabar itu mengatakan bahwa orang yang selama ini bersamanya telah bermain di belakangnya. Intinya orang itu telah mengakhiri kepercayaan yang selama ini diberikan padanya. Well, seandainya tidak ada kabar itu mungkin Si gadis tidak pernah tahu adanya kebohongan. Yang gadis itu tau bahwa semuanya baik-baik saja dan berjalan apa adanya. Atau bisa dibilang all is well.
Cinta pertama. Itulah yang gadis jalani selama bersamanya. Dan untuk pertama kalinya gadis itu merasakan sakit hati yang mendalam. Gadis itu pun berpikir ‘Ya sudahlah.’ Dan seiring berjalannya waktu, gadis itu pun mampu memulihkan perasaannya. Semua itu karena nasihat dan dukungan dari keluarga serta teman-temannya. Akhirnya gadis itu bisa menerima semua dan mengambil hikmah dan sisi positif dari kejadian itu.
Tidak lama setelah gadis itu mengalami hari-hari dengan penuh kegalauan, orang yang telah menyakitinya beberapa hari yang lalu pun muncul lagi dalam hidupnya. Orang itu banyak bercerita tentang hidupnya saat tidak bersama gadis itu. Bahkan orang itu pun menceritakan hak yang selama ini tidak diktahui Si gadis. Saat dibandingkan dengan kabar sebelumnya, semuanya sangat berbeda. Gadis itu pun mencoba memahami dan berusaha mendengarkannya dengan baik. Saat gadis itu merasa ada yang janggal, Si gadis berusaha menyanggahnya. Dan respon yang didapat hanyalah cerita versi orang itu sendiri.
Sebernarnya gadis itu telah memiliki kepercayaan sendiri. Gadis itu sedilit mendukung kabar sebelumnya. Why not? Gadis itu telah melihat beberapa bukti yang mungkin dapat mendukung kepercayaannya. Saat gadis itu mendengar cerita dari orang itu, seakan-akan Si gadis ingin berkata “Kamu pikir aku tidak tahu?” Atau “Benarkah? Buktinya apa?”  Namun itu hanya ada di benaknya, tak pernah sampai terungkapkan.
Ternyata semakin banyak cerita semakin membuat gadis itu bingung dan sesekali terkejut. Tapi berdasarkan prinsip yang sudah gadis itu terapkan sejak peristiwa pengekhianatan, Si gadis pun berupaya agar tidak dibohongi lagi oleh orang yang sama dengan kebohongan yang sama pula. Tidak heran jika Gadis itu memilih untuk bersikap skeptis. Gadis itu memilih bersikap netral terhadap semua cerita maupun ungkapan  yang didengar. Artinya bahwa tidak mempercayai begitu saja tanpa dipikir-pikir, namun tetap mengdengarkan dan mencoba memahami terlebih dahulu.
Tak jelas kebenaran itu berpihak pada siapa. Dan letaknya entah di mana, biarlah hanya Tuhan yang tahu… 
-Salam Kesedihan-

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini